KENDARI- Jalan perbatasan yang menghubungkan antara Kelurahan Konawe dan Tudaone, rusak parah. Jika musim hujan tiba, jalan tersebut sangat susah dilalui karena becek da nada kubangan di tengah jalan.
Memang, kata Basrin Melamba, mirisnya jalan yang rusak parah justru berada di tengah tata Kota Unaaha. Jalan ini, lanjut Basrin, berjarak sekitar 4 Km dari Unaaha.
“Jangan dulu bicara soal penataan Kota Unaaha, jika di tempat kami saja rusak parah,”tutur Basrin, dengan nada kesal.
Selasa 6 Juni 2023, tambah dia, warga dari dua kelurahan akan menggeruduk kantor DPRD Konawe. Pasalnya, warga dua kelurahan tersebut sudah kenyang dengan janji-janji para politisi. Msih segar dalam ingatan, ujarnya, setiap kali musim pemilu tiba, baik itu Calon Bupati-Wakil Bupati Konawe maupun para politisi lainnya berjanji akan memperbaiki jalan tersebut.
Nyatanya, sudah 53 tahun jalan tersebut tak pernah juga ada itikad baik dari Pemerintah Kabupaten Konawe untuk memperbaikinya.
“Kami akan menagih janji tersebut sebelum pemilu. Jangankan didunia, diliang lahat saja tetap kami tagih janji yang tak kunjung ditepati,”terangnya.
Kekesalan warga tersebut, memang cukup beralasan. Jalan rusak tersebut, sudah beberapa kali, baik warga maupun sumbangan para donatur secara sukarela memperbaiki dengan cara menimbun.
Senada dengan Basrin, Ahmad selaku tokoh adat, menyampaikan, kedepan ada yang perlu diperbaiki dalam menata pembangunan di Kabupaten Konawe. Bupati yang terpilih jangan lagi membangun berdasarkan asal daerahnya.
Proses pemilihan itu, lanjutnya, calon bupati dipilih oleh seluruh masyarakat Konawe, bukan hanya dipilih satu kelurahan saja. Sehingga pembanguna perlu secara merata dan berkeadilan.
Masyarakat dua kelurahan, terang Ahmad, sangat kesusahan dalam mengangkut hasil taninya. Apalagi, jika melihat prioritas pembanguna Pemda Konawe, seolah jalan tersebut dianak tirikan oleh Pemda.