banner 728x250

Efek Negatif Belajar Selama Pandemi dan Melunasi Nilai-nilai Belajar yang Sempat Hilang di Era New Normal

  • Bagikan
banner 468x60

Penulis: USMAN, S.Pd.I

Guru Pendidikan Agama Islam
Madrasah Ibtidaiyah Siompu – Buton Selatan

 

Pandemi COVID-19 yang menyebabkan keterbatasan mobilitas, jelas berpengaruh terhadap banyak sektor, salah satunya yakni pendidikan. Hingga akhirnya proses pembelajaran terhadap anak didik pun dilakukan secara online/daring. Pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama Pandemi COVID-19 ternyata berdampak negatif bagi para siswa/i
Dilansir dari liputan6.com, berikut adalah dampak negatif pembelajaran jarak jauh berkepanjangan:
Banyak anak didik tidak bisa menyerap mata pelajaran dengan baik
Salah satu faktor dari poin ini adalah dikarenakan anak didik belum terbiasa mengikuti pembelajaran daring menggunakan aplikasi Zoom. Di sisi lain, kesuksesan PJJ sangat ditentukan oleh dukungan orang tua terhadap anaknya. Namun karena lemahnya pengawasan dari orang tua terhadap anak yang harus belajar di tengah kedaruratan, menyebabkan dampak negatif seperti; anak bermalas malasan dan enggan mengerjakan tugas dari guru, tidak terhindarkan.

Keterbatasan Sarana Pendukung
Selain faktor kemalasan, masalah teknis lain yang menyebabkan anak kesulitan mengikuti PJJ adalah bantuan kuota pulsa yang diberikan Kemendikbud, dianggap belum maksimal menutup permasalahan dalam PJJ. Hal ini disebabkan karena banyak anak didik di daerah terluar dan tertinggal yang tidak memiliki gawai, susah sinyal untuk akses internet dan lain-lain.

 

Hubungan Anak Didik dan Guru
Temuan lainnya yaitu hubungan batin antara anak didik dengan guru menjadi dingin karena mereka tidak pernah saling sapa dan bertatap muka secara langsung selama satu tahun. Apalagi peserta didik yang baru saja menduduki kelas 1 baik jenjang SD, SMP dan SMA yang paling merasakan ini. Di mana mereka satu tahun tercatat sebagai siswa, tapi tidak tahu siapa guru dan teman mereka di sekolah yang baru tersebut.

Angka Putus Sekolah
Angka putus sekolah (APS) juga terjadi sebagai dampak pembelajaran jarak PJJ saat pandemi COVID-19.
“Sebagai contoh saja anak-anak yang putus sekolah untuk anak SD saja ini meningkat 10 kali lipat dibanding tahun 2019,” tutur Suharti dalam webinar kesiapan pelaksanaan PTM terbatas yang diakses dari Youtube pada Senin, (29/10/2021). Suharti menambahkan, banyak sekali tekanan dari orang tua khususnya tekanan ekonomi yang memaksa mereka untuk mengajak anaknya bekerja.

Penurunan Kesehatan Mental dan Psikis Anak

Dampak negatif pembelajaran jarak jauh berkepanjangan selanjutnya adalah penurunan kesehatan mental dan psikis anak.

Dengan pemanfaatan berbagai metode pembelajaran dan penyajian materi yang bervariasi dengan menggunakan media online, guru terpaksa harus menambah keterampilannya lewat berbagai cara digital. Di satu pihak guru meningkat kemampuannya dalam mengajar, di lain pihak ada nilai-nilai yang hilang dalam pembelajaran di masa pandemi.

Nilai-nilai yang hilang itu salah satunya adalah aspek pembangunan karakter pada siswa. Seperti etika bersosialisasi pada guru dan sesama temannya, gesture yang menunjukkan akhlakul karimah, juga kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran. Karena hal-hal tersebut bisa diterapkan secara maksimal melalui pembelajaran tatap muka.

Untuk itulah sejak diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka Terbatas secara bertahap berdasarkan situasi di masing-masing daerah, menjadi sebuah harapan baru lembaga pendidikan untuk melunasi nilai-nilai pembelajaran yang hilang di masa pandemi.

Hal-hal yang bisa dilakukan oleh pendidik di masa Pembelajaran Tatap Muka untuk melunasi nilai-nilai berharga yang saat PJJ sebelumnya belum maksimal disampaikan atau diterapkan ke peserta didik

Membangun komunikasi dengan peserta didik

Pembelajaran tatap muka secara langsung tidak akan tertandingi dan tergantikan. Dengan berkomunikasi secara langsung seorang guru bisa menyapa, menanyakan kabar, memanggil dan menyebut nama, juga membercandai mereka lebih dekat untuk mencairkan suasana dan membangun hubungan emosional yang kuat. Dengan komunikasi yang baik dengan mereka, guru akan mudah menyampaikan materi pembelajaran.

Memberikan motivasi belajar

Di masa pembelajaran online, siswa lebih sering dijejali berbagai materi dan tugas. Baik hal itu sudah disiasati dengan variasi penyajian yang super canggih dan menarik. Namun, motivasi yang diberikan secara langsung dari guru lebih memiliki kekuatan. Daya pengaruhnya lebih kuat dan efektif, selama guru memiliki kesungguhan dalam memberikan motivasi ke siswa.

Seperti memberikan semangat dengan menjelaskan tantangan dan peluang yang harus diraih dan dihadapi remaja zaman sekarang, serta pentingnya berilmu pengetahuan. Menjelaskan tentang “berpayah-payah di masa sekolah akan membuahkan hal yang manis di masa depan”.

Menghidupkan kelas

Menghidupkan sebuah kelas yang di isi oleh peserta didik yang terpisah dengan guru selama masa PJJ, harus segera dilakukan. Pembelajaran tidak perlu berlangsung terlalu berat. Berikan suasana yang santai, menyenangkan, namun tetap serius. Anak-anak yang sudah jenuh dengan teks-teks materi pembelajaran harus lebih didominasi pada kegiatan diskusi dan dialog atau tanya jawab. Terutama mengaitkannya dengan kejadian dan fenomena yang terjadi di sekitar mereka atau sedang viral dibahas khalayak. Siswa akan lebih memperhatikan dan terangsang untuk memikirkannya.

Kualitas waktu

Dengan tatap muka terbatas, durasi pembelajaran yang lebih singkat harus dikelola secara bijak oleh guru. Dalam durasi yang tersedia itu pula ia harus bisa memberikan waktu untuk melakukan apersepsi, kegiatan inti, penutupan dan refleksi. Di sela-selanya guru juga harus sering berkomunikasi ke siswa, menanyakan keadaannya, sekedar menyapa dan lain sebagainya.

Pembelajaran budi pekerti

Pembelajaran budi pekerti merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam setiap proses pembelajaran. Karena hal tersebut menjadi sesuatu yang harus melekat di setiap peserta didik. Melalui tatap muka hal itu sangat mungkin dilakukan. Ketika menemui siswa yang kurang disiplin, santun, dan masih saja melanggar tata tertib sekolah, guru bisa secara langsung menasehati mereka. Dan perhatian juga nasehat dari seorang guru itulah yang sebenarnya sangat mereka rindukan sebab tidak mereka temui dalam pembelajaran daring.

Mengajak berdo’a

Dalam pembelajaran daring, kecil kemungkinan mendapati sebuah forum pembelajaran yang secara hikmad melakukan doa majelis ilmu yang dibaca bersama oleh seluruh siswa yang hadir, dipimpin oleh seorang guru sebelum dan sesudah jam pembelajaran. Dalam pembelajaran tatap muka hal tersebut bisa didapatkan. Apalah arti berilmu pengetahuan tanpa dilakukan doa-doa sebagai upaya penting memohon pada Yang Maha Mengetahui untuk memberikan kita kemudahan dalam memahami suatu ilmu serta memohon keberkahanan-Nya.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *